Kepedulian Setengah Hati (Inilah Negeriku)

"Niat yang baik tidak selalu bisa diterima dengan baik". Begitulah kenyataan yang terjadi dan sering terlihat di negeri yang saya tempati ini. Kepedulian setengah hati saya buat sebagai judul opini ini, sebagai bentuk kritikan atas pelayanan birokrasi negeri tercinta ini yang berbelit-belit. Sepertinya hampir disemua lini yang berhubungan dengan birokrasi di negeri yang kaya akan sumber daya manusia dan sumber daya alam ini kalau tidak berbelit-belit, ya setengah hati pelayanannya.

Kenapa saya bisa beropini seperti ini? Karena saya sangat jarang mendapatkan pengalaman yang indah jika berhubungan dengan biroksari dengan perusahaan plat merah. Berikut pengalaman terbaru saya berurusan dengan birokrasi "setengah hati". Saat ini saya ingin membuat website yang mempromosikan barang-barang UKM di daerah sekitar tempat tinggal saya. Menurut himbauan Departemen Komunikasi dan Informasi; pelaku bisnis online lokal dihimbau untuk menggunakan domain lokal. Hal ini untuk keperluan verifikasi dan pertanggung jawaban pemakai domain kepada pembeli nantinya. Prosedur ini saya jalani dengan ikhlas. Karena niat saya jualan/promosi online untuk mencari tambahan rezeki yang halal dan ikut membantu pelaku UKM yang belum mengerti teknologi online.

Kemudian saya belilah domain langsung di pemangku ototitas domain Indonesia. Setelah login, saya coba cek domain yang saya inginkan dan ternyata masih tersedia. Saat saya ingin beli, muncul notifikasi pembelian type domain yang saya inginkan sudah diallihkan ke registrar (dengan dalih untuk kemudahan). Selanjutnya saya menuju ke website registrar yang diinformasikan tersebut. Dalam hati "wah sudah ada kemajuan nih, tidak dimonopoli lagi". Namun prasangka saya itu langsung mentah setelah diregistrar ternyata tidak melayani pembelian domain tunggal. Yang dilayani cuma pembelian secara partai. Saya kecewa, kemudian saya tanya, "Kalau mau beli cuma satu domain saya bisa beli dimana?". Dijawab dan diarahkannya saya ke salah satu website jual beli domain lokal dan luar.

Dalam hati kemudian muncul rasa senang lagi. Sebab alamat yang dikasi rujukan kepada saya sudah terkenal baik pelayanannya waktu saya beli domain dot com. Langsunglah saya daftar dan beli domain indo disana. Saat booking saya tidak langsung bayar, karena menunggu cashflow dari gaji dulu. Pada waktu duit sudah tersedia, saya langsung transfer. Kemudian melakukan konfirmasi pembayaran. Setelah kirim pemberitahuan saya telah membayar saya dapat notifikasi auto dari website tersebut. Disebabkan saya ingin segera membangun website yang telah saya siapkan isinya, saya coba hubungi CS nya lewat messenger. Menunggu lebih dari 15 menit tidak ada respon. Saya maklumin, dan kemudian saya coba kirim pesan ke manajemen mereka. Tidak lama berselang saya di telepon memberitahukan duit tranfer saya sudah diterima.

Saya puas dengan layanan seperti ini. Namun sayang beribu kali sayang, perasaan senang saya langsung buyar ketika dapat e-mail balasan "Terima kasih telah melakukan konfirmasi pembayaran pembayaran anda telah kami terima dan order sudah di approve silahkan tunggu aktifasi dan update dari ********.co.id."

Kemudian saya e-mail balik minta kapan kepastiannya. Sebab saya tidak suka dengan notifikasi yang tidak memberi kepastian. Hasil e-mail saya dibalas "Kepastianya baru bisa dicek saat hari dan jam kerja Perusahaan plat merah pemangku otoritas domain Indonesia". Inilah yang saya namakan dengan "Kepedulian Setengah Hati". Melimpahkan wewenang ke pihak ke tiga, namun bukannya memberi kemudahan malah semakin membuat urusan jadi berbelit-belit. Selain harganya yang jadi naik lebih dari 100% namun kualitas pelayanannya jadi menurun 100%. Saya membuat opini ini bukan untuk menghujat, maksud hati supaya pemangku kepentingan yang membaca ini bisa memperbaiki layanannya agar negeri ini semakin membaik. Karena saya yakin negara ini bisa memperbaiki diri. Kita punya sumber daya manusia yang berlimpah. Mari kita sama-sama memperbaiki dari diri sendiri..wasalam..